Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran pemuda
dalam pemberdayaan masyarakat. Sebagai seorang aktivis, maka penting untuk
mengetahui konsep pemberdayaan masyarakat agar dapat mengetahui apa saja yang
kemudian dibutuhkan agar kondisi masyarakat dapat lebih baik lagi. Ini juga
menjadi penting karena memang sudah banyak lembaga yang menyediakan bantuan
pemberdayaan masyarakat yang dapat dimaksimalkan oleh para pemuda untuk
menigkatkan kesejahteraan sosial dari masyarakat.
Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
ialah melalui pemberdayaan masyarakat. Secara konseptual, pemberdayaan merupakan sebuah proses
untuk mengembangkan segala potensi yang ada di masyarakat agar dapat berkembang (Mulyono, 2017). Potensi yang dimaksud adalah
potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di masyarakat. Jika SDM tersebut
sudah dikembangkan, maka potensi lainnya seperti Sumber Daya Alam (SDA),
teknologi dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Prinsip yang harus dipegang dalam
proses pemberdayaan masyarakat adalah prinsip demokratis. Setiap Individu
memiliki hak yang sama untuk berdaya, serta memiliki potensi yang berbeda (Anwas,
2013). Hak untuk berdaya atau sebuah kelompok masyarakat ditentukan oleh
masyarakat itu sendiri. Maka dari itu, segala bentuk pemaksaan dalam
pemberdayaan masyarakat tidak diperbolehkan karena melanggar prinsip
demokratis. Melalui prinsip ini, pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat juga menumbuhkan
sikap keterbukaan masyarakat sehingga mereka mau berkembang.
Pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu
sendiri. Kesejahteraan yang dimaksud melipiuti kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan
dan kualitas hidup masyrakat (Suud, 2006). Secara tidak langsung, pemberdayaan
meningkatkan keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat.
Perubahan
sosial yang begitu cepat menuntut masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan
tersebut. Akibatnya, ada beberapa mayarakat yang membutuhkan proses
pemberdayaan agar dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Maka dari itu, proses pemberdayaan sejatinya
bukanlah proses menggurui masyarakat, melainkan sebuah proses menumbuhkan
semangat belajar yang mandiri dan partisipatif. (Untung,
2014). Semangat belajar yang dimaksud tentunya untuk menjawab tantangan
perubahan sosial yang begitu cepat. Sehingga, dalam proses perubahan sosial
yang ada masyarkat sudah siap menghadapi perubahan sosial tersebut.
Proses pemberdayaan masyarakat membutuhkan dukungan
dari pelbagai pihak baik dari pihak pemerintah, organisasi sosial, maupun
perusahaan. Dukungan dari pihak tersebut menjadi penting guna memfasilitasi
masyarakat agar dapat diberdayakan
Peran Pemuda
Pemuda sebagai pilar perubahan sosial sangat berperan
dalam perubahan bangsa Indonesia kedepannya. Berbicara pemuda, maka tak hanya
seputar demo, hedonisme, egoisme. Akan tetapi ketika berbicara pemuda maka juga
berbicara tentang altruisme dari pemuda itu sendiri. Pemuda harus banyak
mengambil alih ranah sosial kemasyarakatan dimana memberdayakan masyarakat
menjadi hal yang sangat penting.
Dewasa ini banyak organisasi kepemudaan yang bergerak di
pelbagai bidang seperti kemanusiaan, sosial, lingkungan dan lain sebagainya.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, maka peran organisasi tersebut sangat
penting dalam prosesnya. Maka, sudah
seharusnya mindset organisasi pemuda sudah mengarah kepada pemberdayaan
masyarakat, bukan lagi sekadar membuat acara sosial saja.
Mindset
pemberdayaan masyarakat sangat penting agar program-program dari organisasi
kepemudaan beroirentasi kepada pemberdayaan masyarakat. Ini bisa terlihat dari
proposal yang diajukan kepada dana pemerintah atau Corporate Social
Responsibility (CSR) bukan hanya sekadar meminta dana sponsor, akan tetapi
sudah bergeser ke arah meminta agar masyarakat diberdayakan.
Hal tersebut hanya dapat dilakukan ketika pemuda memiliki
setidaknya dua kemampuan dasar yaitu kepekaan sosial dan social mapping.
Kepekaan sosial sudah seharusnya menjadi sifat dasar organisasi kepemudaan
dalam konteks sosial. Sedangkan kemampuan Social Mapping atau pemetaan
sosial adalah kemampuan lanjutan yang merupakan implementasi dari kepekaan
sosial yang sudah dimiliki.
Social Mapping yang dimaksud ialah kemampuan untuk melakukan pemetaan sosial yang ada di
masyarakat. Tak perlu terlalu rumit dalam membuat social mapping, yang
penting di dalamnya terdapat analisis SWOT dari keadaan masyarakat yang ada.
Dari hasil social mapping tersebut maka didapatkanlah kebutuhan
masyarakat bukan hanya sekadar kemauan dari masyarakat.
Asumsi dasar dari pemberdayaan masyarakat adalah bahwa
masih ada kondisi dari masyarakat yang belum ideal, maka pemberdayaan
masyarakat dibuat untuk mengarahkan kondisi masyarakat menuju ideal. Secara
fakta juga demikian, masih banyak masyarakat yang berada dalam kondisi
kemiskinan.
Pemuda yang memiliki kepekaan sosial sudah tentu akan
merasa bahwa masyarakat butuh diberdayakan. Asumsi serta fakta bahwa masyarakat
belum ideal belum akan terbantah jika pemuda memiliki kepekaan sosial. Jika
pemuda tidak memiliki kepekaan sosial, maka sudah tentu fakta bahwa masih ada
kemiskinan, atau masyarakat pra sejahtera akan dibiarkan begitu saja.
Kesimpulan
Pemuda sangat berperan penting dalam proses pemberdayaan
masyarakat. Jika semua pemuda memiliki mindset pemberdayaan masyarakat,
maka dapat dipastikan masyarakat akan berdaya menghadapi keadaan yang selalu
berubah.
Pemuda tidak hanya seputar hedonisme belaka, ada sisi
sosial pemuda yang menjadi potensi untuk
dikembangkan. Dengan dua kemampuan dasar yaitu kepekaan sosial dan social
mapping yang dimiliki oleh pemuda, maka dapat dipastikan bahwa peran pemuda
sangat signifikan dalam pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat menjadi tanggungjawab sosial
semua orang dan pemuda harus menjadi peloppr dari pemberdayaan masyarakat.
Sudah seharusnya mindset pemuda bergeser dari hanya sekadar meminta dana
menjadi orang yang menyodorkan konsep pemberdayaan kepada pihak tertentu. Dengan
demikian maka angka kemiskinan akan terus menurun seiring dengan meningkatnya
peran pemuda dalam pemberdayaan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anwas, O. M.
(2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta.
Mulyono, S.
E. (2017). Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Ombak.
Suud, M.
(2006). 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Untung, B.
(2014). CSR dalam Dunia Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Terima kasih Sudah membaca :)
Aulia Daie Nichen
Aulia Daie Nichen